Cara Kerja Tarot
Tarot
berisi simbol sebagai pola dasar yang bisa dihubungkan dengan psikologi
analitis. Jung pernah menganalisis tarot, terutama arcana mayor, yang
dapat digunakan dalam hipoterapi karena banyak mengungkap kepribadian
manusia. Kita, atau dengan bantuan terapis, bisa melaksanakan, membaca,
atau mengunakan beberapa kartu untuk menyampaikan sebuah cerita,
kemudian mendiskusikan kemungkinan arti simbol-simbol itu dengan
kata-kata kita sendiri. Kita juga bisa menghubungkan arti setiap masalah
dengan banyak cara, seperti dalam analisis-analisis jung sebelumnya.
Elemen
pialadihubungkan dengan emosi, perasaan, dan pengalaman spiritual.
Piala juga menunjukan bahwa kita bisa sibuk dengan urusan hubungan dan
pengalaman-pengalaman tak terduga. Kartu ini menekankan kondisi dan
situasi, bukan pada bagaimana sebuah tindakan dilakukan.
Elemen
pedang berhubungan dengan kekuasaan, tindakan, dan perjuangan. Pedang
ingin menunjukan bahwa kita terlibat konflik batin dan perselisihan.
Walaupun pada awalnya tampak biasa, bila dibiarkan akan mencapai
klimaksnya. Pedang juga menunjukan bahwa situsi yang statis bisa berubah
menjadi konfrontasi.
Elemen
tongkat berhubungan dengan intuisi, inspirasi, dan hasrat
mengombinasikan setiap masalah yang dihadapi, walaupun kartu ini
memiliki arti lain. Tongkat mencakup hal-hal di luar logika yang
memiliki hubunhan spiritual. Simbol tongkat ingin menunjukan bahwa kita
memiliki keinginan yang besar sehingga mampu menciptakan suatau
perubahan pada masa mendatang.
Proses tebaran bisa di jelaskan mengunakan modal kemungkinan kekacuan-
atau acak. Dengan modal ini, setiap kartu yang di sebarkan menstimulasi
bahwa sadar dan menuntun kita melakukan perubahan. Pengambilan kartu
sepertinya di lakukan secara acak, spontan, dan mengikutu naluru
layaknya sebuah pemain. Yang melakukan proses pemilihan, strategi,
penemuan, dan inspirasi. Namun, sesunguhnya cara konsfrensional ini
merupakan alat belajar yang efektif, yamg selanjutnaya dapat mengarah
pada pola konseling dan praktik hipnoterapi. Bila hal ini d korelasikan
dengan permainan yang di gunakan dalam berbagai penilaian yang
mengunakan foto ambigu untuk merangsang cerita proyektif, seperti
Wechsler Adult Intelligence scale (WAIS), alat tes psikologi yang
mengukur I dengan dan teka-teki dan Tematik Appercepption Test (TAT),
alat tes psikologi proyektif berupa interprentasikan gambar akan sangat
mirip.
Jung melihat semua gambar tarot turun dari pola transformasi. Pola ini
meliputi beberapa pola utama yang di hadapi selama proses pematangan
psikologis pikiran dan tubuh manusia, termasuk bayangan, keadaan sekitar
yang membentuk karakter manusia, persaingan dan orang tua yang bijak.
Tarot juga berisi simbol yang mewakili pola penting lain dari proses
transformasi, seperti pola ibu (Ratu. III) ayah (Raja. IV),
kebijaksanaan (Ahli Tafsir Agama. V), pengorbanan (Laki-Laki Tergantung.
XII), dan keseimbangan (Kesederhanaan. XIV). Dalam psikologis analiti
jung, pola tersebut terdiri ataskomponen dinamika utama ketidaksadaran
yang mempengaruhi jiwa manusia dengan berbagai cara. Dengan demikian,
ini merupakan sebuah sistem yang saling berhubungan, dinamis, kompleks,
dan pola sistem kehidupan biasanya di sebut sistem yang mengatur dirinya
sendiri, sistem ini hampir sama dengan sistem disipratif yang
oleh I. Prigogine- Pemenang nobel kimia 1977- di definisikan sebagai
struktur yang mengambil dan menghilangakn energi, seperti interaksi kita
dengan lingkungan dan alam. Sistem difisatif tidak harus hemat energi,
tetapi menimbulakan proses tersendiri, seperti pertumbuhan organisme
yang berpengaruh terhadap pola dan sistem lingkungan.
Kita merupakan sistem yang selalu menujukan ketidak keseimbangan.
Sedangkan sistem disifatif membuat kita mampu mempertahankan identitas
diri dan bersedia terbuka menerima aliran energi,materi, atau informasi
dari lingkungan kita sendiri. kita tidak hanya tubuh yang memiliki
sistem disifatif, tetapi juga jiwa yang mengajarkan bahwa ego merupakan
hal kompleks yang ada di dalamnya kita bisa melihat melalui lensa
pengetahuan modern. Sebagai contoh, pola kekacauan sebagai pola dasar
dari sistem disifatif sangat di kenal dalam permainan tarot, yang di
proyeksiakan pada gambar menara (arcana mayor. XVI) inilah kartu yang
merupakan transformasi ketika jung mengajarkan bahwa kita dapat
menyadari isi bahwa sadar dalam jiwa kita dalam memeriksa simbol-simbol
dalam mimpi kita. Pada kartu menara, banya detail simbol yang konkert
serta simbol tentang keadaan lingkungan dan informasi (perhatikan gambar
kartu menara yang memiliki simbol angin, badai, hujan, petir, dan
situasi akibat tanda-tanda alam tersebut).
Kartu tarot pada kelompok arcana mayor mempresentasikan simbol berbagai
kekuatan kosmik-seperti kematian, keadaan, keadilan, dan kekuatan-juga
mengandung simbol tipikal dan nyata. Sedangkan arcana minor merupakan
terminologi sebuah pelajaran, peluang, hubunhan, konflik, aksi, dan
mampu mewakili dinamika peristiwa dalam diri kita.Sesunguhnya,arcana
mayor merupakan simbol yang di aktualisasikan pada bentuk gambar,yang
merupakan keadaan bersembunyi dan tidak jauh dari kebenaran.ini dapat
diketahui dari gambar yg tidak dimunculkan konsep-konsep peribadi.
Seperti diperlihatkanya ratu,Raja, sang pecinta, kematian, dan sebuah
pola untuk berkembang pada kartu bumi. Semua telah terkonsep luar biasa.
Kartu tarot adalah suatu penemuaan tentang konsep-konsep kemampuan
bawah sadar yang mampu si eksploitasi pada kegidupan saat ini.
Gambar-gambar pada kartu arca mayor di dasarkan pada siklus manusia yang
mampu membentuk pola penuh arti yang berhubungan dengan situasi atau
berbagai kesulitan, seperti hubungan sebab akibat, pengetauan
alasan-alasan dosa, serta ketakutan dan keinginan yang dapat mencetak
tujuan dan tindakan. Hal ini juga dapat di lihat dari konsep konflik
yang di tunjukan kartu matahari. Mungkin kita pun dapat menjelaskan pola
hidup apa adanya dalam kartu kesederhanaan. Konsep yang masih dilematis
karena manusia tidak menerima takdirnya ada dalam kartu Roda
keberuntungan. Sedangkan dalam konsep penyadaran bahwa apa yang pernah
di tanamkan akan menuai hasil- menyangkut korelasi hukum karma –
dijelaskan pada kartu penjelasan Akhir, dan seterusnya.
Gambaran-gambaran ini menunjukan bahwa suatu siklus yang kompleks dalam
diri manusia dan tercermin pada setiap kartu. Dengan demikian, arcana
mayor dapat dengan mudah menjadi suatu sistem memori bergambar yang
mampu menemukan secercah harapan saat manusia direndung masalah serta
mampu digunakan sebagai bahan perenungan.
Ketika salah satu kartu ini arcana mayor muncul, kita bisa tau isu-isu
yang di pertaruhkan dalam diri kita, menyangkut karakter, sifat, ataukah
kondisi saat ini. Kartu ini bisa mewakili keprihatinan kita yang paling
dasar, perasaan, dan motivasi utama kita. Dalam pelajaran selanjutnya,
saya akan melanjutkan lebih rinci bagaimana kita dapat mengenali dan
menafsirkan kartu arcana mayor.
Manusia mempunyai perjalanan hidupnya masing-masing meskipun perjalanan
itu memiliki banyak kendala, terseok-seok, bahkan harus memutar arah,
arcana mayor memberikan jalur khusus walau masih bersifat universal. Ini
dituangkan dalam konsep kesadaran awal yang disimbolkan dengan kartu si
Dungu (0) sampai pada integritas dan pemenuhan batin yang disimbolkan
dengan kartu Bumi (21). Dengan kata lain, arcana mayor merupakan
penggambaran siklus kehidupan manusia yang dimulai dari nol hingga
kembali lagi ke asalnya.
Cerita kongretnya, perjalan seseorang dalam kartu si Dungu (0)
digambarkan tengah bergerak dari suatu pengalaman ke pengalaman lainnya.
Dalam interpretasi, dia bisa membuat kesalahan atau kebodohannya
sendiri dan gagl menghadapi potensi diri sendiri. Maka, dia tidak
mempunya keberanian dan wawasan untuk mengetahui potensinya itu.
Selanjutnya, dia menemukan kartu sang petapa yang mengartikan bahwa
kegagalan tidak boleh terjadi, atau kartu Menara yang mengartikan fase
krisinya sehingga dia harus mampu membebaskan diri dari ego.
Banyak cara untuk mengatasi kesulitan, tetapi kita juga bisa gagal
berkali-kali. Perjalanan dari kartu Lelako Digantung adalah menyerah
pada pengalaman. Kita bisa menyerap kekuatan hidup sejak kecil dan mampu
mengembangkannya dalam kekuatan kartu Kereta Perang. Kita dapat
mengatasi pengaruh buruk yang ditimbulkan kartu Setan, tetapi kita bisa
belajar tentang hasrat cinta dengan menguasai cinta dan nafsu berahi
melalui kartu Pencinta.
Dengan demikian,arcana mayor merupakan model pengalaman dan siklus
kehidupan yang menampung semua pola pertumbuhan hingga kematian-hidup
adalah sebuah episode yang terus bergerak. Tidak peduli pola apa yang
kita temukan dalam perjalanan hidup sejak lahir hingga kematian
menjemput. Arcana mayor menunjukkan bahwa keutuhan dan pemenuhan adalah
takdir tersendiri. Dan bila kita terus melihat pikiran bawah sadar, kita
bisamelihat potensi dan menyadari sifat sejati untuk memperoleh Bumi
beserta isinya (kartu 21).
Sementara itu, acrana minor umumnya berisi berbagai misteri yang ada
pada setiap sifat dan kondisi manusia. Pemahaman arti lambang atau
simbol masing-masing kartu arcana minor juga muncul di tempat lain, baik
berupa dongeng, mitos, maupun legenda. Contohnya,di Irlandia, dongeng Tuatha De Danann (Orang-orang Dewi Dan)
yang berbicara tentang empat harus benda gaib, sebuah ketel besar,
tombak, batu, dan pedang. Simbol serupa juga ditemukan pada masa
penyebaran agama Hindu, seperti cangkir, piala, tongkat kerajaan,
cincin, dan pedang. Barangkali mata ramai yang memunculkan mitos yang
bersimbol cangkir,piala,tongkat dari apel,kayu,kemudian, dan pedang.
Arcana minor mengandung konsep kehidupan universal yang dihubungkan
dengan keadaan sehari-hari, pikiran, kejadian, dan perasaan orang-orang
yang berperan dalam kehidupan kita. Sesungguhnya arcana minor tidak
terlalu penting dibandingkan dengan arcana mayor,hanya saja
kejadian,keadaan,konflik,dan hasil akhir hubungan sebab-akibat lebih
mudah diapahami.
Dengan demikian, Jung menganggap bahwa psyphe manusia
memiliki lapisan-lapisan dan proses mengintegrasikan lapisan-lapisan
tersebut dilakukan melalui perluasan tingkat kesadaran. Jung menyebutnya
sebagai layers of psyche function karena adanya energi pada setiap
lapisan. Energi-energi tersebut mengekspresikan diri dalam sebuah
karakteristik dan berfungsinya kepribadian. Jung mengidentifikasikan
lapisan-lapisan fungsi ini dalam tipologi tarot.
Psyche adalah sebuah sistem dalam kepribadian yang
berbeda tetapi saling berinteraksi, yaitu ego, personal unconscious atau
ketidaksadaran pribadi, dan kompleks-kompleks. Collective unconscious
atau ketidaksadaran kolektif yang terdiri atas archetipe,persona,anima
dan animus,shadow atau bayang-bayang, dan self atau diri
sendiri.*)www.wikipedia.com
Elemen Cups: Simbol Perasaan
Piala terkait dengan unsur air dan mewakili hubungan bawah
sadar,mimpi,fantasi,ilusi,keusburan,rahmat, dan ketenangan. Ketika kita
menemukan dominasi kartu berelemen piala, maka kita perlu bertanya
kepada diri sendiri:
- Siapa yang bisa saya cintai dalam hidup ini?
- Apa yang sesungguhnuya saya rasakan ketika mengadapi persolan hidup?
- Bagaimana saya bisa menjawab ketidakadilan ini?
Elemen Pedang: Simbol Pikiran
Pedang terkait dengan unsur udara yang mewakili mental, rasional,
komunikasi, dan pikiran. Pedang juga menunjukan perjuangan dan
pengambilan keputusan.
Jika kita menemukan dominasi kartu pedang, maka kita perlu bertanya pada diri sendiri:
- Bagaimana agar saya bisa tetap fokus terhadap pikiran saya sendiri?
- Apa sikap saya menghadapi keputusan saya sendiri?
- Apa yang saya pirlukan untuk menangani konflik dan ketegangan diri sendiri?
- Apa yang perlu saya lakukan untuk mengubah semuanya?
Elemen Tongkat: Simbol Intuisi
Elemen tongkat terkait dengan unsur api sebagai simbol semangat yang
bisa menunjukkan sebuah kehidupan baru. Tongakt juga merupakan
pertumbuhan, kejantanan, kreativitas, pengembangan diri, inspiransi,
persepsi yang jelas, pencerahan, semangat, dan keinginan. Ketika tebaran
didominasi elemen tongkat, maka kita perlu bertanya:
- Apa yang sebenarnya saya inginkan dalam hidup ini?
- Bagaimana saya bisa mengeksplorasi ide-ide saya?
- Apa langkah pertama yang seharusnya say ambil?
Karena kartu tarot merupakan bahasa simbol yang universal, ia tidak
dibatasi oleh kendala bahasa yang sistematis. Bahasa-bahasa simbol ini
juka merupakan bahasa ketidaksadaran yang cenderung mengaktifkan pikiran
intuitif atau pusat otak kanan. Dalam pembacaan tarot, kita tetap
mengatur pola sistematis, meletakkan kartu pada posisi yang tepat, dan
menafsirkan makna seluruh gambar, berkaitan dengan apa yang ingin kita
tayangkan atau pengaruhnya dalam kehidupan kita.
Komentar
Posting Komentar